Malang, 20 November 2024 – Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menggelar Kuliah Perdana untuk mahasiswa baru S1 Farmasi tahun akademik 2024/2025. Acara yang berlangsung meriah di Aula Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang ini mengusung tema besar "Tantangan di Dunia Kefarmasian" dan menjadi ajang inspirasi bagi mahasiswa baru untuk menyongsong perjalanan akademik mereka.
Kuliah Perdana ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa baru Prodi Farmasi, dosen. Ketua Program Studi Farmasi apt. Sendi Lia Yunita, M.Sc, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa dunia farmasi saat ini menghadapi perubahan yang sangat cepat, didorong oleh perkembangan teknologi, kebutuhan masyarakat, serta tantangan global seperti resistansi antibiotik dan permintaan akan obat-obatan herbal.
“Kegiatan ini dirancang untuk membuka wawasan mahasiswa baru mengenai peta tantangan di dunia farmasi serta menanamkan semangat inovasi. Kami ingin mencetak generasi farmasis yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga adaptif terhadap kebutuhan zaman dan memiliki jiwa sosial yang tinggi,” ungkap Ketua Prodi.
Pemateri Ahli dengan Wawasan Mendalam
Kuliah Perdana ini menghadirkan tiga pemateri ahli yang telah dikenal luas di bidang farmasi dan kesehatan, yakni:
Prof. Dr. rer. nat. apt. Mochammad Yuwono, MS
Sebagai pakar di bidang kimia farmasi, Prof. Mochammad Yuwono membawakan materi tentang "Tantangan dan Inovasi di Bidang Kimia Farmasi". Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan bahwa inovasi di bidang kimia farmasi kini difokuskan pada pengembangan molekul baru yang lebih efektif dan minim efek samping, serta pentingnya pendekatan lintas disiplin ilmu untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat. Beliau juga menekankan bahwa mahasiswa harus membangun kemampuan analisis dan riset sejak dini.
apt. Prof. Yosua Priagung Nugraha, S.Farm
Sebagai Quality Assurance (QA) di industri obat herbal, Prof. Yosua Priagung membahas tantangan dalam memastikan kualitas dan keamanan produk herbal di tengah meningkatnya popularitas obat tradisional di masyarakat. “Industri farmasi berbasis herbal memiliki potensi besar, terutama di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam. Namun, tantangan utama adalah memastikan standar mutu dan memadukannya dengan teknologi modern,” ungkap beliau. Selain itu, Prof. Yosua mengajak mahasiswa untuk memanfaatkan peluang di sektor ini dengan mengembangkan produk herbal inovatif yang dapat bersaing di pasar global.
apt. Halim Priyahau Jaya, S.Farm, M.Farm.Klin
Sebagai praktisi di bidang antikanker di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya, apt. Halim Priyahau memberikan materi bertema "Tantangan dan Inovasi di Bidang Antikanker". Beliau menjelaskan bahwa pengembangan obat antikanker membutuhkan riset mendalam yang melibatkan bioteknologi modern. “Mahasiswa farmasi perlu memahami bahwa peran farmasis tidak hanya terbatas pada penyediaan obat, tetapi juga menjadi ujung tombak dalam terapi personalisasi yang sesuai dengan kondisi pasien,” tutur beliau.
Diskusi Interaktif yang Menginspirasi
Sesi diskusi menjadi momen paling ditunggu oleh para mahasiswa baru. Banyak dari mereka yang mengajukan pertanyaan kritis seputar tantangan riset, peluang karir di dunia farmasi, serta bagaimana menghadapi era revolusi industri 4.0 di bidang kesehatan. Salah satu mahasiswa baru, Aisyah Rahma, menyatakan antusiasmenya terhadap materi yang disampaikan, terutama mengenai pengembangan obat herbal.
“Saya merasa sangat termotivasi untuk belajar lebih dalam tentang farmasi. Sebagai generasi muda, kita punya tanggung jawab untuk mengangkat potensi kekayaan alam Indonesia agar lebih dikenal dunia,” ujar Bimo Setyo
Kuliah Perdana ini tidak hanya menjadi ajang untuk menyampaikan wawasan, tetapi juga untuk mempertegas visi pendidikan farmasi di UMM yaitu pendidikan berbasis nilai Islami untuk membentuk farmasis yang tidak hanya unggul secara intelektual tetapi juga memiliki etika yang kuat dalam menjalankan profesinya.
Dengan diadakannya Kuliah Perdana ini, diharapkan mahasiswa baru S1 Farmasi UMM dapat memulai perjalanan mereka dengan motivasi dan tekad yang kuat. Acara ini menjadi langkah awal untuk membentuk generasi farmasis yang inovatif, berwawasan global, dan mampu menjawab tantangan masa depan di dunia kefarmasian.