Hari Jamu Nasional (27 Mei 2024)

Rabu, 13 November 2024 03:41 WIB   Program Studi Farmasi

Pada tanggal 27 Mei 2024, mahasiswa/i jurusan Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) turut menyemarakkan peringatan Hari Jamu Nasional dengan penuh semangat. Acara ini diinisiasi sebagai bagian dari proyek mata kuliah Obat Tradisional yang melibatkan satu kelas berjumlah sekitar 50 orang. Proyek ini mendorong mahasiswa untuk berinovasi dalam pembuatan jamu tradisional berbahan dasar kunir, daun asem, gula merah, dan asam jawa.

Seluruh proses kegiatan ini dipandu oleh dua dosen pembimbing dari bidang bahan alam, yaitu Ibu Apt. Amaliyah Dina Anggraeni, M.Farm, dan Ibu Apt. Siti Rofida, M.Farm. Rangkaian kegiatan menyemarakkan berlangsung selama satu minggu, dengan dua hari dikhususkan untuk pembuatan jamu, dan satu hari untuk pembagian jamu kepada masyarakat di sekitar Kampus 2 UMM.

Pembagian jamu ini dilakukan dengan tujuan memperkenalkan kembali khasiat jamu kepada masyarakat, terutama kalangan muda, yang mungkin masih kurang familiar atau ragu untuk mengonsumsi jamu tradisional. Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa juga mempromosikan slogan Ayo Kenali Jamu, Ayo Minum Jamu, sebagai ajakan untuk lebih mengenal dan menikmati minuman herbal warisan leluhur ini.

Dalam proses pelaksanaan, panitia dibagi menjadi dua tim: tim persiapan dan tim pelaksana, yang bertanggung jawab mulai dari perencanaan hingga distribusi jamu. Proyek ini juga diikutkan dalam lomba pembuatan video reels yang diselenggarakan oleh HIMASTRA (Himpunan Apoteker Seminat Obat Tradisional), dan berhasil meraih giveaway reels pertama HIMASTRA 2024.

 

Dalam pernyataannya, Nabila Imalia, salah satu perwakilan dari tim yang terlibat dalam kegiatan ini, mengungkapkan rasa syukurnya atas suksesnya kegiatan ini. “Terima kasih kepada teman-teman kelas Obat Tradisional yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan proyek mata kuliah ini, juga kepada dosen pengampu yang telah mendampingi dalam menyemarakkan Hari Jamu Nasional. Semoga obat tradisional semakin mendunia, makin eksis di kalangan anak muda, dan tidak dipandang sebelah mata dibanding obat modern,” ujarnya.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan semakin banyak orang yang tertarik dan mengenal lebih jauh tentang jamu sebagai salah satu kekayaan budaya dan warisan kesehatan Indonesia.

Shared: