Program Studi Farmasi dan Pendidikan Profesi Apoteker Universitas Muhammadiyah mengadakan Kuliah perdana pada Kamis (12/10) di Aula GKB 4, lantai 9 Universitas Muhammadiyah Malang. Acara bertajuk "Community-Clinical Partnerships for Health Promotion" ini diikuti oleh mahasiswa baru S-1 Farmasi dan Prodi Pendidikan Profesi Apoteker tahun 2023.
Acara diawali dengan sambutan yang disampaikan oleh apt. Sendi Lia Yunita, S. Farm., M.Sc. selaku ketua program studi Farmasi UMM. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan seorang farmasis harus bisa membangun image profesional dalam menjalankan promosi kesehatan. "Farmasis harus belajar bagaimana kompetensi kita bisa bermanfaat untuk masyarakat sehingga bisa menjalankan pelayanan kefarmasiaan yang baik," pungkasnya.
Selanjutnya, acara dibuka oleh Wakil Dekan I Fikes UMM, yaitu Ns. Henny Dwi Susanti, M.Kep., Sp.Kep.Mat.,Phd. Beliau berharap semoga acara ini dapat menjadi pembelajaran baik kepada seluruh mahasiswa farmasi dan apoteker.
Dimoderatori oleh apt. Mutiara Titani, M.Sc. kuliah perdana kali ini menghadirkan 2 narasumber, yaitu apt. Rahmat Hidayat, S.Farm., M.Sc. selaku CEO & Founder Farma Master Class dan apt. Rahmat Hidayat, S.Farm. selaku Alumni Farmasi dan Apoteker UMM & Alumni Nusantara Sehat di Papua Barat. Uniknya, kedua narasumber ini memiliki nama yang sama.
Materi pertama disampaikan oleh apt. Rahmat Hidayat, S.Farm., M.Sc. akrab disapa Mr. Matt, tentang "Conquer Insecurity and Raise as a Hero. Get Ready to be a Better You: Be an Awesome Pharmacist". Mr. Matt menjelaskan menjadi seorang apoteker harus siap menghadapi perubahan atau mungkin pandemi yang akan terjadi di masa datang. Selain itu, untuk menjadi apoteker yang hebat harus memiliki motivasi yang berasal dari diri sendiri sebagai "identitas diri", karena motivasi yang berasal dari luar lebih mudah hilang karena kita terkesan dituntut.
"Memberikan informasi pada pasien sebisa mungkin dijelaskan, bukan hanya informasi dangkal karena bisa mengikis ilmu dari apoteker sendiri. Poin penting dari seorang apoteker adalah percaya diri, ilmu, dan wawasan yang luas," pungkasnya.
Lalu, dilanjutkan materi kedua oleh apt. Rahmat Hidayat, S.Farm. mengenai pengalamannya menjadi apoteker di Papua Barat dalam program Nusantara Sehat selama 6 bulan. Rahmat, sapaannya, menjelaskan Nusantara Sehat merupakan program Kementerian Kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan di daerah, tertinggal, terpencil, dan daerah perbatasan. "Program ini tidak hanya apoteker saja, namun berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter, dokter gigi, perawat, gizi, kesehatan masyarakat, dan Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM)," jelasnya.
Kemudian kelompok tenaga kesehatan tersebut merencanakan dan mengerjakan program kerja sesuai dengan goals program kesehatan nasional dari pemerintah. Kegiatan apoteker yang dijalankan dalam program tersebut sesuai dengan Permenkes Pelayanan Kefarmasian dan Kepmenkes Pemberdayaan Masyarakat.
Mr. Matt juga menambahkan, "Sebagai seorang farmasis harus bisa menentukan goals untuk kebermanfaatan bagi orang lain dengan confidence dan knowladge yang kita punya," pesannya. (Septia)